PBNU Ingatkan Bahaya Islam Radikal yang Terus Mengancam


Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengingatkan bahaya Islam radikal yang belakangan terus menunjukkan ancamannya di tengah masyarakat. Islam radikal disebut sebagai salah satu cikal bakal munculnya aksi terorisme, yang saat ini sudah ditetapkan sebagai musuh bersama bangsa Indonesia.

Pesan tersebut disampaikan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, saat menjadi dosen dalam kuliah umum di Universitas Jambi, Senin, 21 Nopember 2011 kemarin.
"Di kampus Universitas Jambi ini, Islam radikal belum ditemukan, tapi benih-benihnya sudah bisa dilihat mulai tumbuh. Itu yang harus diwaspadai,"     pesan Kiai Said tegas di hadapan rektor, guru besar, dekan dan ratusan mahasiswa.

Mulai munculnya benih Islam radikal di kampus Universitas Jambi pada khususnya, diketahui berdasarkan pengakuan pihak rektorat sendiri.  Beberapa orang di lingkungan kampus dan aktifitas keagamaan yang dijalankan mahasiswa terindikasi mengarah pada gerakan Islam radikal.

Untuk mengatasi mulai munculnya benih Islam radikal di lingkungan kampus, Kang Said, demikian Kiai Said disapa dalam kesehariannya menyarankan, kualitas dosen sebagai tenaga pengajar harus ditingkatkat. Pihak rektorat juga diminta meningkatkan pengawasan terhadap aktifitas keagamaan mahasiswa.

"Pada intinya semua saya sarankan waspada. Di satu sisi rektorat harus meningkatkan kualitas dosennya, terutama yang mengajar mata kulaih agama. Sementara di sisi lainnya aktifitas keagamaan di lingkungan kampus juga harus tetap mendapatkan kontrol," saran Kang Said.

Meski demikian Kang Said juga menekankan pentingnya toleransi dalam pengawasan terhadap mulai tumbuhnya benih Islam radikal di lingkungan kampus. Segala bentuk kekerasan untuk mengatasinya diminta agar dihindari.

Sebaliknya, masih menurut Kang Said, benih Islam radikal yang mulai tumbuh di lingkungan kampus dianggap sebagai bentuk terorisme teologi.  Untuk mengatasinya juga disarankan agar dikedepankan cara-cara pembinaan secara tepat. "Unsur mendidik tetap harus dikedepankan, karena ini muncul di lingkungan kampus," tuntasnya.